
Manga di Jepang
Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa
judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal
berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat
terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia".
Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk
animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah
seperti Naruto, Bleach dan One Piece
Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel
/ visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di
Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada,
yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja
Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah
Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan
sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada
juga yang memakai tokoh fiktif
Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan
dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon(atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk
ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat
orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit
mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon
inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di
negara-negara lain seperti Indonesia.
Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi
manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai
L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro,
Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain [2]
Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara
internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang
membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th Century Fox)[3], dan kabarnya juga akan dibuat versi
live action dari Death Note oleh pihak produser barat[4].
Genre
Berikut adalah genre-genre yang ada di manga. Selain itu, banyak dari jenis-jenis berikut
juga berlaku untuk anime dan permainan
komputer Jepang.
·
Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita tentang benda-benda aneh atau
memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain
·
Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika
Gaya penggambaran
Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar
latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun
gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana
khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung
sejumput. Ada juga gaya menggambarLolicon maupun Shotacon.
Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka
menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa
dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi
seimbang dan setting yang realistis.[rujukan?] Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata,
serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.
Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume,
umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami
perubahan goresan yang cukup signifikan.[rujukan?] Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter.
Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One
Piece and Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan
volume volume awal.[rujukan?]
Doujinshi
Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang
memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini
biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikutikonvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket.
Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai
400.000 orang.
Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok
untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang
sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang didesain untuk jadi
"sasaran" para dojin-ka (sebutan bagi para pembuat dojin, sama seperti manga-ka).
Manga di Indonesia
Penerbit
Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia.
Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang
lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa)
Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya
peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa
daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari
penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan
dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor. [5]
Format baca dan Kejanggalan
Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri,
sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang,
yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah). Hal ini
berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri
(atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun 2000-an,
menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal
ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal
(penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh
Contoh halaman yang terjemahannya tidak sesuai
dengan gambar
Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik
ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi
sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif
Kindaichi yang sering memberikan
informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di
bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun
fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala
hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah
inti cerita. (lihat gambar di samping)
Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli
(raw) adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan
minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya (raw). Kini, manga-manga
yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya,
terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah
mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit
"Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai
diterbitkan sebelum tahun 2000-an.
Beberapa judul (yang telah diterjemahkan / dikenal dalam bahasa
Indonesia) yang telah memakai format baca ala jepang (raw) adalah :
Monster - Urasawa Naoki (1995)
Hoero Pen - SHIMAMOTO Kazuhiko (2002)
DAN DOH!! XI - SAKATA Nobuhiro & BANJO Daichi (2002)
YAMI NO AEGIS - NANATSUKI Kyouichi & FUJIWARA Yoshihide
(2006)
C.M.B. - Shinra Hakubutstukan no Jiken Mokuroku - Motohiro Katou (2006)
Tekken Chinmi Legends - Takeshi Maekawa (2007)
A.S.(Animal Sense) - Takeshi Maekawa (2006)
Yotsubato! - Kiyohiko Azuma / Yotuba Sutazio (2007)
Pengaruh pada kultur di Indonesia
Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari
zaman Doraemon, Candy Candy, Detective Conan,
maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung
selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan
manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran komik
Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap
minggunya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses
pembentukan komik karya "Indonesia", karena secara tidak langsung
banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar,
terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun masih
diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong
Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal
ini tidak dipermasalahkan.
Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan
anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat
internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di
internet/forum biasa mengadakangathering (pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama
lain.
Iklan televisi
Ada sebuah iklan produk makanan yang memakai tokoh yang sangat
mirip dengan tokoh Kamen Rider dan baltan (Ultraman) yang
disebut lobstozilla. Namun iklan ini lebih mirip jiplakan secara kasar daripada
sebuah pengaruh.[6]
Kontroversi
Sekitar tahun 2005 - 2007, penerbit Indonesia seperti Level
Comics, berani menerbitkan manga yang berbau DEWASA (Seinen). Pada awal
kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga Vagabond sempat ditarik dari peredaran. Setelah
pemberlakuan sensor yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh
para ibu yang anaknya membaca manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai
tidak mengindahkan rating karena pencantumannya kurang mengena oleh
sebagian kalangan yang menilai.
Manga di luar Jepang
Manga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di
negara-negara di luar Jepang termasuk Cina, Perancis, Italia, Malaysia,Indonesia dan lainnya. Untuk beberapa negara terdapat sebutan
tersendiri untuk menyebut komik:
Kategori manga pornografis
Biasanya disebut "hentai" (変態) dalam bahasa Inggris, meskipun istilah ecchi (H) lebih sering dipakai. Ecchi sendiri sebenarnya
merupakan cara penyebutan orang Jepang untuk huruf "H" dari kata
'hentai'.
·
Softcore
·
Hardcore