Otaku (おたく/オタク?) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang
betul-betul menekuni hobi.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di
luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime danmanga,
bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.
Etimologi
Otaku berasal dari sebuah
istilah bahasa Jepang yang merujuk kepada rumah atau keluarga orang lain (お宅/御宅, otaku). Kata ini sering digunakan sebagai metafora untuk honorifik kata ganti orang kedua. Dalam kasus ini, terjemahannya
adalah "Anda". Sebagai contoh, dalam anime Macross,
ditayangkan pertama kali pada tahun 1982, tokoh Lynn Minmay menggunakan istilah
ini sebagai kata ganti.[1][2]
Bentuk slang modern dari otaku ditulis sepenuhnya dengan aksara hiragana (おたく)
atau katakana (オタク,
atau yang lebih jarang, ヲタク) untuk membedakan
dengan makna terdahulunya. Istilah ini kemungkinan besar berasal dari
percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa lawan bicara dengan
sebutan Otaku (お宅 Anda?).
Sejarah
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ "sakit"?) yang ditujukan kepada penggemar beratlolicon, manga dan dōjin manga. Istilah byōki sudah sering muncul
dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran utama anak
perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel "Otaku" no Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku?)[1] yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat
bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk
menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah
otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan otaku?) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara
harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti
sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata
"zoku," seperti Bōsōzoku danTakenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria
lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga
banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang
membentuk kelompok sedikit bersifat "cult" berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang
berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan
hampir tidak pernah disebut otaku.
Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya hanya
digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk
kalangan terbatas seperti penerbitan Dōjinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti
luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada
situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan
untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa
dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan
sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan
untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil,
dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang
yang disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak
mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di
Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada
istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku
(otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku
kereta api aliasTecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan
orang sebagai sebutan bagi "laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak
dimengerti masyarakat umum," tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu
hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk
anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya
istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku
sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah
otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera
buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian
laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyodaripada
membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei
adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah
lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
Generasi otaku di Jepang
·
Otaku generasi pertama
(kelahiran paruh pertama tahun 1960-an)
Otaku generasi pertama dibesarkan sebagai penggemar fiksi sains di saat masyarakat umum masih mengganggap anime
sebagai konsumsi anak-anak. Gekiga yang dimaksudkan sebagai bacaan orang dewasa lalu mulai dikenal
secara luas. Otaku generasi pertama juga mulai ikut-ikutan membaca Gekiga. Di
Jepang, generasi kelahiran tahun 1960-an disebut generasi Shinjinrui (Generation X) yang sewaktu kecil takjub dengan monster yang bisa berubah bentuk dan menyenangi Tokusatsu.
·
Otaku generasi II
(kelahiran sekitar tahun 1970-an)
Di masa kecil membaca Space Battleship Yamato, Mobile
Suit Gundam yang nantinya menjadi
bekal penting untuk menjadi otaku. Masyarakat Jepang mulai menerima kehadiran
otaku. Sebagian otaku generasi II tidak bisa membedakan antara dunia fiksi
sains dengan alam nyata, misalnya Gundam-otaku (Gun-ota). Permainan video
dekade 1980-an juga menjadi kegemaran otaku generasi II. Pada saat yang sama,
masyarakat mulai menaruh praduga terhadap otaku akibat kasus pembunuhan heboh
dengan pelaku seorang otaku. Di kalangan anak sebaya, otaku mulai mendapat
perlakuan diskriminasi.
·
Otaku generasi III
(kelahiran sekitar tahun 1980-an)
Di masa kecil membaca Neon Genesis Evangelion, otaku generasi III sekarang
menjadi inti gerakan Sekai Kei. Anak-anak dari otaku generasi I
mulai menjadi otaku sehingga citra negatif otaku semakin berkurang dan otaku
hanya dianggap sebagai salah satu hobi. Di kalangan otaku generasi III,
kecenderungan Moé sudah menjadi istilah
yang disepakati bersama, sekaligus sebagai prinsip dan tujuan. Otaku generasi
III makin tenggelam di dalam dunia yang digambarkan manga, dan bahkan sampai
menyenangi high culture yang ada di dalamnya.